Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Menceritakan kisah Matthakundali (Syair 2)

Kelas                             : A (Prasekolah)

Standar Kompetensi   : 4. Menerapkan perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan Dhammapada Atthakata I

Kompetensi Dasar      : 4.2. Menceritakan kisah Matthakundali (Syair 2)

Alokasi Waktu             : 30 Menit (1 kali pertemuan)

 

I.       Tujuan

Siswa dapat:

1.      Menyebutkan nama ayah Matthakundali

2.      Menjelaskan sifat ayah Matthakundali

3.      Menjelaskan sikap ayah Matthakundali ketika Ia sakit

4.      Menyebutkan nama orang yang menolong Matthakundali

5.      Menjelaskan sebab-sebab Matthakundali lahir di Surga

6.      Menyebutkan nama surga tempat lahirnya Matthakudali.

7.      Menjelaskan makna cerita Matthakundali

 

II.       Ringkasan Materi

 

Kisah Matthakundali

(Syair 2)

 

Ada seorang brahmana bernama Adinnapubbaka, ia adalah seorang brahmana yang sangat kaya. Rumah yang mewah, perhisan dari emas dan perak, serta harta benda yang sangat berlimah. Ia mempunyai anak tunggal yang bernama Matthakundali. Tetapi sayang, Adinnapubbaka adalah seorang ayah yang kikir dan tidak pernah memberikan sesuatu kepada orang lain. Malas berdana untuk vihara, apalagi berdana untuk membantu orang miskin. Bahkan perhiasan emas untuk anak tunggalnya  dikerjakan sendiri demi menghemat upah yang harus diberikan kepada tukang emas.

 

Suatu hari, anaknya jatuh sakit, tetapi meskipun demikian si ayah yang pelit itu tidak juga mengundang satu tabib pun maupun dokter ke rumahnya untuk mengobati anaknya. Ayah yang pelit itu pergi mencari obat sendiri untuk mengobati anaknya. Karena begitu pelitnya, maka ketika membeli obat pun ia tidak mau membeli obat yang mahal meskipun obat itu cocok untuk anaknya yang sakit, ia memilih membeli obat yang murah saja. Beberapa hari kemudian, anaknya tidak kunjung sembuh juga. Bahkan sakitnya semakin parah dan mengkawatirkan. Melihat keadaan itu, bukannya ia segera membawanya ke dokter teapi justru segera ia membawanya ke luar rumah dan dibaringkan di beranda rumahnya, sehingga orang-orang yang berkunjung ke rumahnya tidak mengetahui keadaan itu.

 

Sebagaimana biasanya, di waktu pagi sekali, Buddha bermeditasi. Setelah selesai, dengan mata batinNya, beliau melihat ke seluruh penjuru, barangkali ada makhluk yang memerlukan pertolongan. Dalam peristiwa itu Buddha melihat bahwa Mattakundali sedang terbaring sekarat di beranda rumahnya. Beliau merasa bahwa anak itu memerlukan pertolongannya.

 

Setelah memakai jubahnya, Buddha kemudian pergi menuju kota Savatthi untuk berpindapata. Pada akhirnya Buddha tiba di rumah brahmana Adinnapubbaka. Beliau berdiri di depan pintu rumah dan memperhatikan Matthakundali. Tetapi Mattakundali tidak mengetahui bahwa dirinya sednga diperhatikan oleh Buddha. Kemudian Buddha memancarkan sinar dari tubuhnya, sehingga mengundang perhatian Mattakundali, brahmana muda.

 

Ketika Brahmana muda melihat Buddha timbullah keyakinan yang kuat dalam batinnya. Setelah Buddha pergi ia meninggal dunia dengan hati yang penuh keyakinan terhadap Buddha dan terlahir kembalidi Surga Tavatimsa.

 

Dari kediamanya di surga, Mattakundali melihat ayahnya berduka atas dirinya di tempat kremasi. Ia merasa iba dan kemudian menampkkan diri sebagaimana dahulu sebelum ia meninggal dan memberi tahu ayahnya bahwa ia telah terlahir di alam surga Tavatimsa karena keyakinannya kepada Buddha. Maka ia menganjurkan ayahnya untuk mengundang Buddha dan berdana makanan kepada Sangha.

 

Addinnapubaka mengundang Buddha untuk menerima dana makanan. Selesai makan, ia bertanya: "Bhante, apakah seseroang dapat atau tidak dapat terlahir di alam surga, hanya karena berkeyakinan rterhadap Buddha tanpa berdana dan tanpa melakukan kebajikan (sila)?

Buddha tersenyum mendengar pertnyaan itu. Kemudian Beliau memanggil dewa Mattakundali segera menampakkan diri, tubuhnya dihiasi dengan perhiasan surgawi, dan menceritakan kepada orang tuanya dan sanak keluarganya yang hadir, bagaimana ia dapat terlahir di alam surga Tavatimsa. Orang-orang yang memperhatikan dewa tersebut menjadi  kagum, bahwa anak brahmana Adinnapubbaka mendapatkan kemuliaan hanya karena penuh keyakinan kepada Buddha.

 

Pertemuan itu diakhiri oleh Buddha dengan membabarkan syair sebagai berikut:

Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran baik, maka kebahagiaan akan mengikutinya bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya".

 

Pada akhir kotbah itu, Mattakundali dan ayahnya langsung mencapai kesucian Sotapanna. Kemudian ayah Mattakundali mendanakan hampir semua kekayaannya bagi kepentingan Dhamma.

 

III.    Langkah-langkah Pembelajaran

 

A.     Pendahuluan

1.      Periksalah keadaan kelas, apakah sudah tenang, siap mengikuti kegiatan pembelajaran atau belum. Jika keadaan belum memungkinkan maka tariklah perhatian siswa dengan yel-yel, simulasi kunci mulut, menyapa mereka, menyanyi bersama, dll yang bertujuan agar siswa fokus tehadap pelajaran yang akan dimulai. Jangan memulai pelajaran sebelum keadaan memungkinkan.

2.      Jika keadaan telah siap, mulailah membuka pelajaran dengan memuji keagungan Buddha dengan mengucapkan "Namo Buddhaya" kemudian ajaklah mereka membaca doa pembuka pelajaran, sbb:

      "Terpujilah Tuhan YME, Para Buddha dan semua Bodhisattva Mahasattva. Aku belajar bukan untuk kesombongan dan keserakahan. Tetapi untuk mengikis kebodohanku dan menambah pengetahuanku. Semoga saya dapat belajar dengan baik dan benar. Semoga semua makhluk berbahagia." Sadhu, sadhu, sadhu.

3.      Motivasi : Tanyakan kepada siswa apakah cerita pada minggu lalu? Apakah pernah melihat Buddha ? Dll.

4.      Pengetahuan prasarat: Mintalah peserta didik untuk menceritakan bagaimana rasanya ketika sakit? Mengapa seseorang sakit? Bagaimana rasanya jika sedang sakit didatangi Buddha? Dll.

5.      Sampaikan tujuan belajar hari ini dengan bahasa yang mudah dimengerti.

 

B.     Kegiatan Inti.

 

1.      Membentuk kelompok dengan kreasi yang kreatif untuk mengadakan lomba menjadi pendengar setia.

2.      Bentuklah kreasi duduk yang menarik.

3.      Mulaialah memasuki topik pembahasan. Gunakan kreasi bercerita yang menarik misalnya dengan kreasi boom kejutan di awal cerita, cerita ilustrasi singkat, mendramatisasi awal cerita, dll (lihat buku membina GABI yang kreatif).

4.      Gunakanlah trik membuat anak-anak tenang selama guru bercerita, misalnya dengan gerakan atau tindakan atau kata singkat penarik perhatian, mendekati anak yang gelisah, melibatkan anak dalam cerita, dll.

5.      Lakukan tanya jawab pada tengah cerita, dan akhir cerita seputar topik yang disampaikan.

6.      Ajaklah siswa untuk  membuat kreativitas baik dengan mewarnai gambar, melengkapi gambar, menggambar, mengadakan permainan, kuis, dll.

 

 

 

C.     Penutup

 

1.      Guru dan siswa/peserta didik menyimpulkan cerita tentang Matthakundali

2.      Guru menyampaikan pesan dan makna cerita Matthakundali.

3.      Umumkan dengan segera kelompok terbaik.  Hargailah kreativita anak baik  dengan pujian, hadiah, dll. Berikan dorongan bagi mereka yang belum berprestasi agar mereka terus berjuang dan belajar meraih prestasi.

4.      Guru menyampaikan pesan-pesan penting untuk kegiatan berikutnya dan hal-hal yang harus diingat dan dikerjakan siswa.

5.      Tutuplah pembelajaran dengan doa penutup belajar sbb:

"Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa, Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva. Terimakasih kepada semua orang yang telah membimbingku belajar pada hari ini. Semoga semua kebajikan membuahkan kesehatan, kebruntungan dan kebahagiaan. Semoga ilmu yang kupelajari berguna bagi diriku dan orang lain. Semoga semua makhluk hidup berbahagia" Sadhu, Sadhu, Sadhu,

6.      Guru dan siswa menempelkan hasil kreativitas anak di papan mading.

 

IV. Alat dan Sumber Bahan

Alat:

a.       Gambar Orang Sakit.

b.      Pensil warna jika ingin mewarnai gambar

c.       Gunting jika ingin merangkai gambar yang telah dipotong-potong

d.      Pensil/spidol jika siswa ingin diajak untuk menyempurnakan gambar, dll.

 

Sumber Bahan

a.       Dhammapada Atthakata

b.      Membina GABI yang kreatif

 

V.  Penilaian

Teknik        : Tes

Bentuk Instrumen    : Tes Lisan (Mengacu pada tujuan belajar)

Contoh Instrumen   :

1.      Siapakah nama ayah Matthakundali?

2.      Bagaimana sifat ayah Matthakundali?

3.      Apakah yang dilakukan ayah Matthakundali ketika ia sakit?

4.      Siapakah orang yang menolong Matthakundali

5.      Mengapa Matthakundali lahir di surga?

 

 

Contoh Tes Unjuk Kerja:

1.      Warnailah gambar yang tersedia!

2.      Sempurnakanlah gambar berikut ini!

3. DLL


::BCA::

0 Komentar:

Posting Komentar

dasaparamita © 2008 Modification by: Yanto Susilo. Kirimkan pertanyaan dan informasi anda ke : dasaparamita@yahoo.com