Translate to : English French German Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Menceritakan Kisah Kalayakkhini (Syair 5)

Kelas                               : A (Prasekolah)

Standar Kompetensi     : 4. Menerapkan perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan Dhammapada Atthakata I

Kompetensi Dasar        : 4.4 Menceritakan Kisah Kalayakkhini (Syair 5)

Alokasi Waktu              : 30 Menit (1 kali pertemuan)

 

I.       Tujuan

Siswa dapat:

1.      Menjelaskan sebab-sebab permusuhan Kalayakkhini bermusuhan dengan orang lain

2.      Menyebutkan jenis kelahiran Kalayakkhini selama bermusuhan

3.      Menjelaskan sebab-sebab kebencian tidak dapat selesai dibalas dengan kebencian.

4.      Menjelaskan cara memadamkan kebencian

5.      Menjelaskan akhir cerita Kalayakkhini

 

II.    Ringkasan Materi

 

Cerita Dhammapada berikut ini disadur apa adanya dari Dhammapada Atthakata. Hendaknya jangan disampaikan apa adanya, tetapi sebaiknya disederhanakan sesuai bahasa anak dengan tanpa mengurangi pesan utamanya.

 

Ada seorang laki-laki perumah tangga mempunyai istri yang mandul. Karena merasa mandul dan takut diceritakan oleh suaminya, ia menganjurkan suaminya untuk menikah lagi dengan wanita lain yang dipilih oleh dirinya sendiri. Suaminya menyetujui dan tidak berapa lama kemudian isteri muda itu mengandung.

 

Ketika istri mandul itu mengetahui bahwa madunya hamil, ia menjadi tidak senang. Dikirimkannya makanan yang telah diberi racun, sehigga istri muda itu keguguran. Demikian pula pada kehamilan kedua. Pada kehamilan yang ke tiga, istri muda itu tidak memberi tahu kepada istri tua. Kemudian kondisi phisik kehamilan istri muda itu akhirnya diketahui juga oleh istri tua. Berbagai cara dicoba oleh istri tua itu agar kandungan madunya itu gugur lagi, yang akhirnya menyebabkan istri muda itu meninggal dunia pada saat melahirkan. Sebelum meninggal, wanita malang itu dengan hati yang penuh kebencian bersumpah untuk membalas dendam kepada istri tua.

 

Maka permusuhan itu pun dimulai.

 

Pada kelahiran berikutnya, istri tua dan istri muda tersebut terlahir sebagai seekor ayam betina dan seekor kucing. Kemudian terlahir kembali sebagai seekor macan tutul dan seekor rusa betina, dan akhirnya terlahir sebagai seorang wanita perumah tangga di kota Savatthi dan peri yang bernama Kali.

 

 

Suatu ketika si peri (Kalayakini) terlihat sedang mengejar-ngejar wanita tersebut dengan bayinya. Ketika wanita itu mendengar bahwa Buddha sedang membabarkan Dhamma di vihara Jetavana, ia berlari ke sana dan meletakkan bayinya di kaki Buddha sambil memohon perlindungan.

 

Sedangkan peri tertahan di depan pintu vihara oleh dewa penjaga vihara. Akhirnya peri diperkenankan masuk, dan kedua wanita itu diberi nasihat oleh Buddha. Buddha menceritakan asal mula permusuhan mereka pada kehidupan lampau, yaitu sebagai seorang istri tua dan istri muda dari seorang suami, sebagai seekor ayam betina dan seekor kucing, sebagai seekor macan tutul dan seekor rusa betina.

 

Mereka telah dipertemukan untuk melihat bahwa kebencian hanya dapat menyebabkan kebencian yang berlarut-larut, tetapi kebencian akan berakhir melalui persahabatan, kasih sayang, saling pengertian, dan niat baik.

 

Kemudian Buddha membabarkan syair ke 5 sbb:

"Kebencian tidak akan berakhir bila dibalas dengan kebencian. Tetapi kebencian akan berakhir bila dibalas dengan cinta kasih. Inilah hukum abadi."

 

Kedua wanita itu akhirnya menyadari kesalahan mereka, keduanya berdamai, dan permusuhan panjang itu berakhir.

 

III. Langkah-langkah Pembelajaran.

 

A.     Pendahuluan

1.      Periksalah keadaan kelas, apakah sudah tenang, siap mengikuti kegiatan pembelajaran atau belum. Jika keadaan belum memungkinkan maka tariklah perhatian siswa dengan yel-yel, simulasi kunci mulut, menyapa mereka, menyanyi bersama, dll yang bertujuan agar siswa fokus tehadap pelajaran yang akan dimulai. Jangan memulai pelajaran sebelum keadaan memungkinkan.

2.      Jika keadaan telah siap, mulailah membuka pelajaran dengan memuji keagungan Buddha dengan mengucapkan "Namo Buddhaya" kemudian ajaklah mereka membaca doa pembuka pelajaran, sbb:

"Terpujilah Tuhan YME, Para Buddha dan semua Bodhisattva Mahasattva. Aku belajar bukan untuk kesombongan dan keserakahan. Tetapi untuk mengikis kebodohanku dan menambah pengetahuanku. Semoga saya dapat belajar dengan baik dan benar. Semoga semua makhluk berbahagia." Sadhu, sadhu, sadhu.

3.      Motivasi : Tanyakan kepada siswa apakah masih ingat cerita minggu yang lalu? Siapa yang berani bercerita ke depan? Dll.

4.      Pengetahuan prasarat: Mintalah peserta didik untuk menceritakan bagaimana rasanya ketika bermusuhan? Mengapa seseorang bisa bermusuhan? Dll.

5.      Sampaikan tujuan belajar hari ini dengan bahasa yang mudah dimengerti.

 

B.     Kegiatan Inti.

1.      Membentuk kelompok dengan kreasi yang kreatif untuk mengadakan lomba menjadi pendengar setia.

2.      Bentuklah kreasi duduk yang menarik.

3.      Mulaialah memasuki topik pembahasan. Gunakan kreasi bercerita yang menarik misalnya dengan kreasi boom kejutan di awal cerita, cerita ilustrasi singkat, mendramatisasi awal cerita, dll (lihat buku membina GABI yang kreatif).

4.      Gunakanlah trik membuat anak-anak tenang selama guru bercerita, misalnya dengan gerakan atau tindakan atau kata singkat penarik perhatian, mendekati anak yang gelisah, melibatkan anak dalam cerita, dll.

5.       Lakukan tanya jawab pada tengah cerita, dan akhir cerita seputar topik yang disampaikan.

6.      Ajaklah siswa untuk  membuat kreativitas baik dengan mewarnai gambar, melengkapi gambar, menggambar, mengadakan permainan, kuis, dll.

 

C.     Penutup

1.      Guru dan siswa/peserta didik menyimpulkan cerita tentang Kalayakkhini.

2.      Guru menyampaikan pesan dan makna cerita Kalayakini.

3.      Umumkan dengan segera kelompok terbaik.  Hargailah kreativita anak baik  dengan pujian, hadiah, dll. Berikan dorongan bagi mereka yang belum berprestasi agar mereka terus berjuang dan belajar meraih prestasi.

4.      Guru menyampaikan pesan-pesan penting untuk kegiatan berikutnya dan hal-hal yang harus diingat dan dikerjakan siswa.

5.      Tutuplah pembelajaran dengan doa penutup belajar sbb:

"Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa, Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva. Terimakasih kepada semua orang yang telah membimbingku belajar pada hari ini. Semoga semua kebajikan membuahkan kesehatan, kebruntungan dan kebahagiaan. Semoga ilmu yang kupelajari berguna bagi diriku dan orang lain. Semoga semua makhluk hidup berbahagia" Sadhu, Sadhu, Sadhu,

6.      Guru dan siswa menempelkan hasil kreativitas anak di papan mading.

 

 

IV.  Alat dan Sumber Bahan

 

Alat:

1.      Pensil warna jika ingin mewarnai gambar

2.      Gunting jika ingin merangkai gambar yang telah dipotong-potong

3.      Pensil/spidol jika siswa ingin diajak untuk menyempurnakan gambar, dll.

 

Sumber Bahan

1.      Dhammapada Atthakata

2.      Membina GABI yang kreatif

 

V.     Penilaian

 

Teknik        : Tes

Bentuk Instrumen    : Tes Lisan (Mengacu pada tujuan belajar)

Contoh Instrumen   :

  1. Apakah sebab-sebab Kalayakkhini bermusuhan?
  2. Binatang apakah yang pernah lahir sebagai Kalayakkhini?
  3. Mengapa kebenciantidak boleh dibalas dengan kebencian?
  4. Bagaimana agar kebencian dapat berakhir?
  5. Siapakah yang mendamaikan pertengkaran Kalayakkhini?
  6. dll


::BCA::

0 Komentar:

Posting Komentar

dasaparamita © 2008 Modification by: Yanto Susilo. Kirimkan pertanyaan dan informasi anda ke : dasaparamita@yahoo.com