Kelas : A (Prasekolah)
Standar Kompetensi : 4. Menerapkan perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan Dhammapada Atthakata I
Kompetensi Dasar : 4.5 Menceritakan Kisah Cundasukarika (Syair 15)
Alokasi Waktu : 30 Menit (1 kali pertemuan)
I. Tujuan
Siswa dapat:
1. Menjelaskan pekerjaan Cunda
2. Menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki Cunda
3. Menjelaskan keadaan Cunda sebelum meninggal
4. Menyebutkan rentang waktu penderitaan yang dialami Cunda sebelum meninggal
5. Menyebutkan nama alam kelahiran Cunda
6. Menjelaskan makna cerita Cundasukarika
II. Ringkasan Materi
Pada suatu dusun tidak jauh dari Vihara Veluvaa, hidup seorang penjagal babi yang sangat kejam dan keras hati, bernama Cunda. Ia adalah seorang penjagal babi yang sudah berusia lebih dari lima puluh tahun. Selama hidupnya dia belum pernah melakukan suatu perbuatan yang bermanfaat. Sebelum dia meninggal, di sakit parah dan mengalami penderitaan yang berat. Dia mendengkur, berteriak-teriak, dan terus menggerakkan tangan dan lututnya untuk merangkak seperti ababi selama tujuh hari. Sebelu meninggal dunia dia mengalami penderitaan seperti ketika layaknya di neraka (niraya). Pada hari ke tujuh, penjagal babi itu meninggal dunia, dan dilahirkan kembali di neraka Avici.
Beberapa bhikkhu yang dalam beberapa hari berturut-turut mendengar teriakan-teriakan dan kegaduhan dari rumah Cunda berpikir, pastilah Cunda sedang sibuk membunuh lebih banyak babi lagi. Mereka berpendapat bahwa Cunda alah orang yang sangat kejam dan keji. Yang tidak mempunyai belas kasih dan cinta kasih sedikitpun.
Mendengar pergunjingan para bhikkhu tadi, Buddha berkata;"Para bhikkhu, Cunda tidak sedeang membunuh lebih banyak babi lagi. Perbuatan jahatnya yang lampau telah berbuah. Karena rasa sakit yang sangat akibat penyakit yang dideritanya, ia melakukan hal-hal yang tidak normal. Sekarang ia telah meninggal dan terlahir di alam neraka. Oleh karnea itu, seseorang yang melakukan perbuatan jahat akan selalu menderita akibat dari perbuatannya yang dilakukan; ia menderita dalam dunia ini sampai pada lam berikutnya.
Hal tersebut diwejangkan oleh Buddha dengan membabaran ayat 15, sebb:
"Di dunia ini is bersedih hati, di duna sana ia bersedih hati; pelaku kejahatan akan bersedih hati di kedua dunia itu. Ia bersedih hati dan meratap karena melihat perbuatannya sendiri yang tidak bersih."
III. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Periksalah keadaan kelas, apakah sudah tenang, siap mengikuti kegiatan pembelajaran atau belum. Jika keadaan belum memungkinkan maka tariklah perhatian siswa dengan yel-yel, simulasi kunci mulut, menyapa mereka, menyanyi bersama, dll yang bertujuan agar siswa fokus tehadap pelajaran yang akan dimulai. Jangan memulai pelajaran sebelum keadaan memungkinkan.
2. Jika keadaan telah siap, mulailah membuka pelajaran dengan memuji keagungan Buddha dengan mengucapkan "Namo Buddhaya" kemudian ajaklah mereka membaca doa pembuka pelajaran, sbb:
"Terpujilah Tuhan YME, Para Buddha dan semua Bodhisattva Mahasattva. Aku belajar bukan untuk kesombongan dan keserakahan. Tetapi untuk mengikis kebodohanku dan menambah pengetahuanku. Semoga saya dapat belajar dengan baik dan benar. Semoga semua makhluk berbahagia." Sadhu, sadhu, sadhu.
3. Motivasi : Tanyakan kepada siswa apakah pernah melihat binatang babi? Apakah yang kamu pikirkan ketika melihat babi? Dll.
4. Pengetahuan prasarat: Mintalah peserta didik untuk menceritakan bagaimana jika sedang disakiti orang? Mengapa umat Buddha tidak boleh membunuh? Dll.
5. Sampaikan tujuan belajar hari ini dengan bahasa yang mudah dimengerti.
B. Kegiatan Inti.
1. Membentuk kelompok dengan kreasi yang kreatif untuk mengadakan lomba menjadi pendengar setia.
2. Bentuklah kreasi duduk yang menarik.
3. Mulaialah memasuki topik pembahasan. Gunakan kreasi bercerita yang menarik misalnya dengan kreasi boom kejutan di awal cerita, cerita ilustrasi singkat, mendramatisasi awal cerita, dll (lihat buku membina GABI yang kreatif).
4. Gunakanlah trik membuat anak-anak tenang selama guru bercerita, misalnya dengan gerakan atau tindakan atau kata singkat penarik perhatian, mendekati anak yang gelisah, melibatkan anak dalam cerita, dll.
5. Lakukan tanya jawab pada tengah cerita, dan akhir cerita seputar topik yang disampaikan.
6. Ajaklah siswa untuk membuat kreativitas baik dengan mewarnai gambar, melengkapi gambar, menggambar, mengadakan permainan, kuis, dll.
C. Penutup
1. Guru dan siswa/peserta didik menyimpulkan cerita tentang Cundasukarika.
2. Guru menyampaikan pesan dan makna cerita Cundasukarika.
3. Umumkan dengan segera kelompok terbaik. Hargailah kreativita anak baik dengan pujian, hadiah, dll. Berikan dorongan bagi mereka yang belum berprestasi agar mereka terus berjuang dan belajar meraih prestasi.
4. Guru menyampaikan pesan-pesan penting untuk kegiatan berikutnya dan hal-hal yang harus diingat dan dikerjakan siswa.
5. Tutuplah pembelajaran dengan doa penutup belajar sbb:
"Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa, Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva. Terimakasih kepada semua orang yang telah membimbingku belajar pada hari ini. Semoga semua kebajikan membuahkan kesehatan, kebruntungan dan kebahagiaan. Semoga ilmu yang kupelajari berguna bagi diriku dan orang lain. Semoga semua makhluk hidup berbahagia" Sadhu, Sadhu, Sadhu,
6. Guru dan siswa menempelkan hasil kreativitas anak di papan mading.
IV. Alat dan Sumber Bahan
Alat:
1. Gambar babi.
2. Pensil warna jika ingin mewarnai gambar
3. Gunting jika ingin merangkai gambar yang telah dipotong-potong
4. Pensil/spidol jika siswa ingin diajak untuk menyempurnakan gambar, dll.
Sumber Bahan
1. Dhammapada Atthakata
2. Membina GABI yang kreatif
V. Penilaian
Teknik : Tes
Bentuk Instrumen : Tes Lisan (Mengacu pada tujuan belajar)
Contoh Instrumen :
- Apakah pekerjaan Cundasukarika?
- Sifat-sifat apakah yang dimiliki Cundasukarika?
- Apakah yang dialami Cunda sebelum meninggal?
- Berapa lama Cunda sakit?
- Dimanakah Cunda dilahirkan setelah meninggal dunia?
- dll
::BCA::












0 Komentar:
Posting Komentar