Kelas : A (Pra Sekolah)
Standar Kompetensi : 1. Mengenal sikap penghormatan sesuai Buddha Dharma
Kompetensi Dasar : 1.2 Mendemonstrasikan sikap Namaskara
Waktu : 30 menit ( 1 kali pertemuan)
I. Tujuan
Siswa dapat:
1. Menunjukkan kedua tangan dan kaki
2. Tangan bersikap anjali
3. Duduk bertumpu lutut dan kaki
4. Bersujud, dahi dan kedua telapak tangan menyentuh lantai
II. Ringkasan Materi
Kata Namaskara berarti menghormat dengan cara bersujud dengan membentuk lima titik di lantai, dan kata Gatha artinya syair. Ketika bersujud, kepala ditundukkan hingga menyentuh lantai sambil diiringi dengan membuka kedua telapak tangan, mengepal lalu meletakkannya kembali, yang artinya:
“Aku buka telapak tanganku untuk memohon berkah, bimbingan dan Ajaran-Nya; Aku kepalkan telapak tanganku tanda aku menerima Ajaran dan berkah-Nya; Aku meletakkan kembali kedua telapk tanganku ke lantai menyatakan aku siap memegang Ajaran dan berkah-Nya sebagai pedoman dalam pelaksanaan hidupku”
Namaskara atau sujud adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Buddha karena mengandung arti mendekatkan diri dan menyerahkan jiwa raga kita kepada Tri Ratna untuk memperoleh perlindungan dan berkah-Nya.
Setiap umat Buddha wajib setiap hari bernamaskara kepada Buddha, Dharma dan Sangha dengan tulus, hikmat dan ikhlas. Bila cara ini dilakukan terus menerus akan mengikuti “jodoh” lebih lanjut dalam poerlindungan Tri Ratna, serta akar kebajikan di dalam jiwa semakin berkembang. Dapat diharapkan kelahiran yang akan datang di alam Surga Buddha (Sukavati) atau dilahirkan di lingkungan yang saleh yang beragama Buddha. Oleh karena itu Namaskara dengan bersujud dan hikmat kepada Triratna dalam keyakinan yang teguh sangat baik adanya.
Kita bersujud dan hormat kepada Buddha karena Sang Buddha-lah guru kita, pembimbing kita, pelindung kita, dan penyelamat kita menuju lenyapnya derita.
Kita bersujud dan hormat kepada Dhamma karena Dhamma-lah ajaran yang menuntun kita cara-cara melenyapkan derita, Dhamma adlah ajaran yang nyata, Dhamma adalah kebenaran yang tidak dapat dibantah dan dapat dibuktikan oleh siapapun. Dhamma inilah satu-satu nya jalan menuju lenyapnya kebencian, keserakahan, dan kebodohan yang ada dalam diri kita yang menyebabkan kita menderita.
Kita bersujud dan hormat kepada Sangha karena Sangha yang menjaga dan memberitahukan Dhamma kepada kita yang telah diajarkan oleh Buddha, Sangha adalah pembimbing kita dalam memahami Dhamma setelah Buddha tiada.
Demikianlah, oleh karena itu marilah kita bersujud dan menghormat secara tulus dan benar kepada Buddha Dhamma dan Sangha, pengormatan yang tulus dan benar akan bermanfaat bagi kita pada saat ini maupun saat yang akan datang. Bersujud kepada Buddha, Dhmma, dan Sangha adalah yang terbaik. Bersujud kepada Buddha, Dhmma dan Sangha adalah perbuatan luhur yang akan membuahkan kebahagiaan, umur panjang, kesehatan dan kekuatan. Keragu-raguan kepada Buddha, Dhamma, Sangha adalah keliru, keragu-raguan terhadap Buddha Dhamma dan Sangha harus dihilangkan.
III. Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Periksalah keadaan kelas, apakah sudah tenang, siap mengikuti kegiatan pembelajaran atau belum. Jika keadaan belum memungkinkan maka tariklah perhatian siswa dengan yel-yel, simulasi kunci mulut, lomba pendengar setia, menyapa mereka, menyanyi bersama, dll yang bertujuan agar siswa fokus terhadap pelajaran yang akan dimulai. Jangan memulai pelajaran sebelum keadaan memungkinkan.
2. Jika keadaan telah siap, mulailah membuka Pelajaran dengan memuji keagungan Buddha dengan mengucapkan “Namo Budhaya” kemudian ajaklah mereka membaca doa pembuka pelajaran, sbb:
“Terpujilah Tuhan YME, Para Buddha Bodhisattva Mahasattva. Aku belajar bukan untuk kesombongan dan keserakahan. Tetapi untuk mengikis kebodohanku dan menambah pengetahunaku. Semoga aku dapat belajar dengan baik dan benar. Semoga semua makhluk berbahagia.” Sadhu Sadhu Sadhu.
3. Bangkitkan motivasi belajar mereka dengan berbagai cara. Dalam topik ini guru dapat membangkitkan motivasi siswa dengan cara menunjukkan gambar bersujud yang masih dirahasiakan (ditutup/dilipat). Tanyakan kepada siswa Siapa yang masih ingat pelajaran minggu lalu, siapa yang sudah melaksanakan bersujud (Namaskara) ketika di depan altar Buddha. Masihkah ingat apakah yang mereka ucapkan ketika bersujud?, dll. Biarkan mereka berbicara mengutarakan pendapat mereka masing-masing sebanyak-banyaknya.
4. Sampaikan tujuan belajar hari ini kepada siswa agar mereka mengetahui sasaran yang ingin dicapai. Sampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti anak prasekolah.
Kegiatan Inti
1. Buatlah siswa menjadi beberapa kelompok dengan cara dan metode yang kreatif. Misalnya berhitung, menanyakan tentang warna, dll. Kemudian bentuklah kelompok berdasarkan nomor hitung atau jenis warna yang diungkapkan tadi.
2. Adakanlah lomba kelompok terbaik
3. Jelaskan cara, arti serta makna bersujud dengan benar.
4. Ajaklah siswa untuk memperhatikan cara bernamaskara yang benar
5. Tugaskan mereka untuk bernamaskara secara bersama-sama dengan kelompoknya.
6. Tugaskan mereka bernamaskara per individu, dengan diberi aba-aba oleh temannya sendiri.
Kegiatan Penutup
1. Guru dan siswa bersama-sama mempraktikan sujud (namaskara) dengan benar.
2. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang cara, arti, dan makna bersujud (namaskara) yang benar.
3. Tutuplah pembelajaran dengan doa penutup belajar sbb:
”Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa, Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva. Terimakasih kepada semua orang yang telah memimbingku belajar pada hari ini. Semoga semua kebajikan membuahkan kesehatan, keberuntungan dan kebahaagiaan. Semoga ilmu yang kupelajari berguna bagi diriku dan orang lain. Semoga Semua Makhluk Berbahagia” Sadhu, Sadhu, Sadhu.
4. Umumkan segera, pemenang lomba kelompok terbaik. Berikanlah penghargaan kepada mereka. Beri penguatan kepada yang belum menang agar terus berjuang pantang putus asa.
5. Sampaikan hal-hal penting untuk minggu depan dan hal-hal yang harus diingat siswa.
IV. Alat dan Sumber Bahan
A. Alat:
1. Alat yang diperluka adalah Gambar cara bernamaskara.
2. Pensil warna, papan tempel, gunting, lem, dll. (Sesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan)
B. Sumber Bahan
1. Berbagai Pustaka yang cocok
2. Buku Membina GABI Yang Kreatif
3. Narasumber
4. Lingkungan
Kelas : A (Pra Sekolah)
Standar Kompetensi : 1. Mengenal sikap penghormatan sesuai Buddha Dharma
Kompetensi Dasar : 1.2 Mendemonstrasikan sikap Namaskara
Waktu : 30 menit ( 1 kali pertemuan)
I. Tujuan
Siswa dapat:
1. Menunjukkan kedua tangan dan kaki
2. Tangan bersikap anjali
3. Duduk bertumpu lutut dan kaki
4. Bersujud, dahi dan kedua telapak tangan menyentuh lantai
II. Ringkasan Materi
Kata Namaskara berarti menghormat dengan cara bersujud dengan membentuk lima titik di lantai, dan kata Gatha artinya syair. Ketika bersujud, kepala ditundukkan hingga menyentuh lantai sambil diiringi dengan membuka kedua telapak tangan, mengepal lalu meletakkannya kembali, yang artinya:
“Aku buka telapak tanganku untuk memohon berkah, bimbingan dan Ajaran-Nya; Aku kepalkan telapak tanganku tanda aku menerima Ajaran dan berkah-Nya; Aku meletakkan kembali kedua telapk tanganku ke lantai menyatakan aku siap memegang Ajaran dan berkah-Nya sebagai pedoman dalam pelaksanaan hidupku”
Namaskara atau sujud adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Buddha karena mengandung arti mendekatkan diri dan menyerahkan jiwa raga kita kepada Tri Ratna untuk memperoleh perlindungan dan berkah-Nya.
Setiap umat Buddha wajib setiap hari bernamaskara kepada Buddha, Dharma dan Sangha dengan tulus, hikmat dan ikhlas. Bila cara ini dilakukan terus menerus akan mengikuti “jodoh” lebih lanjut dalam poerlindungan Tri Ratna, serta akar kebajikan di dalam jiwa semakin berkembang. Dapat diharapkan kelahiran yang akan datang di alam Surga Buddha (Sukavati) atau dilahirkan di lingkungan yang saleh yang beragama Buddha. Oleh karena itu Namaskara dengan bersujud dan hikmat kepada Triratna dalam keyakinan yang teguh sangat baik adanya.
Kita bersujud dan hormat kepada Buddha karena Sang Buddha-lah guru kita, pembimbing kita, pelindung kita, dan penyelamat kita menuju lenyapnya derita.
Kita bersujud dan hormat kepada Dhamma karena Dhamma-lah ajaran yang menuntun kita cara-cara melenyapkan derita, Dhamma adlah ajaran yang nyata, Dhamma adalah kebenaran yang tidak dapat dibantah dan dapat dibuktikan oleh siapapun. Dhamma inilah satu-satu nya jalan menuju lenyapnya kebencian, keserakahan, dan kebodohan yang ada dalam diri kita yang menyebabkan kita menderita.
Kita bersujud dan hormat kepada Sangha karena Sangha yang menjaga dan memberitahukan Dhamma kepada kita yang telah diajarkan oleh Buddha, Sangha adalah pembimbing kita dalam memahami Dhamma setelah Buddha tiada.
Demikianlah, oleh karena itu marilah kita bersujud dan menghormat secara tulus dan benar kepada Buddha Dhamma dan Sangha, pengormatan yang tulus dan benar akan bermanfaat bagi kita pada saat ini maupun saat yang akan datang. Bersujud kepada Buddha, Dhmma, dan Sangha adalah yang terbaik. Bersujud kepada Buddha, Dhmma dan Sangha adalah perbuatan luhur yang akan membuahkan kebahagiaan, umur panjang, kesehatan dan kekuatan. Keragu-raguan kepada Buddha, Dhamma, Sangha adalah keliru, keragu-raguan terhadap Buddha Dhamma dan Sangha harus dihilangkan.
III. Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Periksalah keadaan kelas, apakah sudah tenang, siap mengikuti kegiatan pembelajaran atau belum. Jika keadaan belum memungkinkan maka tariklah perhatian siswa dengan yel-yel, simulasi kunci mulut, lomba pendengar setia, menyapa mereka, menyanyi bersama, dll yang bertujuan agar siswa fokus terhadap pelajaran yang akan dimulai. Jangan memulai pelajaran sebelum keadaan memungkinkan.
2. Jika keadaan telah siap, mulailah membuka Pelajaran dengan memuji keagungan Buddha dengan mengucapkan “Namo Budhaya” kemudian ajaklah mereka membaca doa pembuka pelajaran, sbb:
“Terpujilah Tuhan YME, Para Buddha Bodhisattva Mahasattva. Aku belajar bukan untuk kesombongan dan keserakahan. Tetapi untuk mengikis kebodohanku dan menambah pengetahunaku. Semoga aku dapat belajar dengan baik dan benar. Semoga semua makhluk berbahagia.” Sadhu Sadhu Sadhu.
3. Bangkitkan motivasi belajar mereka dengan berbagai cara. Dalam topik ini guru dapat membangkitkan motivasi siswa dengan cara menunjukkan gambar bersujud yang masih dirahasiakan (ditutup/dilipat). Tanyakan kepada siswa Siapa yang masih ingat pelajaran minggu lalu, siapa yang sudah melaksanakan bersujud (Namaskara) ketika di depan altar Buddha. Masihkah ingat apakah yang mereka ucapkan ketika bersujud?, dll. Biarkan mereka berbicara mengutarakan pendapat mereka masing-masing sebanyak-banyaknya.
4. Sampaikan tujuan belajar hari ini kepada siswa agar mereka mengetahui sasaran yang ingin dicapai. Sampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti anak prasekolah.
Kegiatan Inti
1. Buatlah siswa menjadi beberapa kelompok dengan cara dan metode yang kreatif. Misalnya berhitung, menanyakan tentang warna, dll. Kemudian bentuklah kelompok berdasarkan nomor hitung atau jenis warna yang diungkapkan tadi.
2. Adakanlah lomba kelompok terbaik
3. Jelaskan cara, arti serta makna bersujud dengan benar.
4. Ajaklah siswa untuk memperhatikan cara bernamaskara yang benar
5. Tugaskan mereka untuk bernamaskara secara bersama-sama dengan kelompoknya.
6. Tugaskan mereka bernamaskara per individu, dengan diberi aba-aba oleh temannya sendiri.
Kegiatan Penutup
1. Guru dan siswa bersama-sama mempraktikan sujud (namaskara) dengan benar.
2. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang cara, arti, dan makna bersujud (namaskara) yang benar.
3. Tutuplah pembelajaran dengan doa penutup belajar sbb:
”Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa, Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva. Terimakasih kepada semua orang yang telah memimbingku belajar pada hari ini. Semoga semua kebajikan membuahkan kesehatan, keberuntungan dan kebahaagiaan. Semoga ilmu yang kupelajari berguna bagi diriku dan orang lain. Semoga Semua Makhluk Berbahagia” Sadhu, Sadhu, Sadhu.
4. Umumkan segera, pemenang lomba kelompok terbaik. Berikanlah penghargaan kepada mereka. Beri penguatan kepada yang belum menang agar terus berjuang pantang putus asa.
5. Sampaikan hal-hal penting untuk minggu depan dan hal-hal yang harus diingat siswa.
IV. Alat dan Sumber Bahan
A. Alat:
1. Alat yang diperluka adalah Gambar cara bernamaskara.
2. Pensil warna, papan tempel, gunting, lem, dll. (Sesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan)
B. Sumber Bahan
1. Berbagai Pustaka yang cocok
2. Buku Membina GABI Yang Kreatif
3. Narasumber
4. Lingkungan
V. Penilaian
Bentuk : Tes
Teknik : Tes Unjuk Kerja
Contoh Intrumen :
Tes Unjuk Kerja (dilengkapi Rubrik) Berupa kegiatan mendemonstrasikan cara bernamaskara dengan benar secara berkelompok maupun Individu.
1. Lakukan cara bernamaskara dengan benar baik secara individu maupun kelompok!
Followers
KATEGORI
PESAN SINGKAT ANDA
Mendemonstrasikan SIkap Namaskara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar:
Posting Komentar