Kelas : A (Pra Sekolah)
Standar Kompetensi : 1. Mengenal sikap penghormatan sesuai Buddhadharma
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendemonstrasikan sikap Anjali
Waktu : 30 menit ( 1 kali pertemuan)
I. Tujuan
Siswa dapat:
1. Menunjukkan kedua tangan
2. Merangkapkan kedua telapak tangan
3. Membentuk rangkapan tangan seperti kuncup bunga teratai
4. Meletakkan tangan yang dirangkapkan di depan dada
5. Menyebutkan nama sikap anjali
II. Ringkasan Materi
Kata anjali sudah sering kita dengar dan lihat meskipun masih jarang yang melaksanakannya, ketika kita bertemu dengan sesama umat Buddha. Kata Anjali adalah bahasa Pali yang mempunyai pengertian merangkapkan kedua tangan di dada sebagai tanda penghormatan. Jadi anjali adalah salah satu cara menghormati orang lain yang biasa dilakukan dalam agama Buddha.
Dalam agama Buddha terdapat tiga cara menghormati orang lain, yaitu :
1. Anjali,yaitu merangkapkan tangan di depan dada.
2. Namaskara, yaitu menghormati dengan cara bersujud.
3. Pradaksina, yaitu menghormati dengan cara mengelilingi obyek yang dihormati dengan bersikap anjali.
Sikap anjali dilakukan jika kita bertemu dengan orang lain yang patut dihormati, misalnya guru, kakak pembina, orang tua, biku/ni, samanera/I, upaska/I, pandita/I, anagarika,ni, dll. Sikap anjali juga dilakukan ketika kita hendap mengucap kata kata “Namo Buddhaya”, yang artinya “terpujilah Buddha”. Jadi ketika kita hendak mengucap Namo Buddhaya kita harus bersikap anjali terlebih dahulu, sebab ini adalah cara paling sopan ketika kita hendak menyebut nama Buddha, orang yang berjasa dan sangat kita hormati.
Anjali, Namaskara, dan Pradaksina sebenarnya adalah tradisi orang-orang India dalam menghormati orang lain. Ini tidak berbeda dengan orang Indonesia yang bila bertemu dengan orang lain bersalaman, juga tidak berbeda dengan orang-orang arab jika bertemu dengan orang lain berpelukan dan bersentuhan pipi, demikian juga dalam tradisi Cina yang jika bertemu orang memberi “soja” atau menghormat dengan cara mengepalkan kedua tangan. Mengapa Anjali, juga dilaksankan oleh umat beragama Buddha? Hal ini dikeranakan agama Buddha berasal dari India. Jika agama Buddha dari Jepang mungkin cara menghormatnya adalah tidak beranjali tetapi membukukkan badan. Disamping itu juga cara menghormat seperti itu tidak bertentangan dengan ajaran Buddha. Jadi dengan demikian sikap anjali tidak hanya dilaksanakan oleh umat Buddha tetapi juga oleh orang-orang India pada umumnya yang bukan beragama Buddha.
Siapakah orang yang patut dihormati? Ornag yang patut dihormati pada umumnya adalah :
1. Orang tua
2. Guru
3. Orang yang berjasa kepada kita
4. Orang yang lebih tua
5. Orang-orang yang bajik
6. dll.
Tetapi, pada dasarnya semua makhluk adalah patut dihormati, baik ia manusia, para dewa, maupun binatang dan makhluik-makhluk halus lainnya. Mengapa demikian? Karena menghormati orang yang patut dihormati adalah perbuatan terpuji, dan bukan perbuatan jahat, serta tidak merugikan kita, tetapi sebaliknya justru menambah karma baik kita.
Pada kenyataanya banyak umat Buddha, baik anak-anak, remaja, orang tua, dll yang sangat hormat kepada “Patung Buddha” dan patung-patung lain tetapi malah kurang atau jarang bahkan tidak mau menghormati orang yang masih hidup, seperti misalnya para biku, samanera, guru, kakak pembina, sesama teman, dll. Sikap demikian adalah bukan sikap yang terpuji, dan jelas bukan praktik Dhamma yang benar. Karena itu harus diperbaiki dari sekarang.
Buddha pernah bersabda “Siapa yang melihat Dhamma, ia melihat Aku” artinya bahwa siapa saja yang mempraktikan ajaran Buddha dengan benar maka dia akan “bertemu dengan Buddha”. Disamping itu juga penghormatan yang terbaik kepada Buddha adalah bukan dengan memuja-muja pribadi Buddha, apalagi mendewa-dewakan patung Buddha, tetapi cara penghormatan yang paling baik adalah dengan cara melaksanakan ajaran Buddha, diantaranya adalah menghormati orang yang patut dihormati, baik dengan cara Anjali, Namaskara, maupun pradaksina. Buddha juga menyatakan bahwa menghormati orang yang patut dihormati adalah berkah utama, dan orang itu akan mendapat berkah berupa umur panjang, kecantikan, kebahagiaan, dan kekuatan.
III. Langkah-langkah pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Periksalah keadaan kelas, apakah sudah tenang, siap mengikuti kegiatan pembelajaran atau belum. Jika keadaan belum memungkinkan maka tariklah perhatian siswa dengan yel-yel, kreasi tepuk tangan, Gerakan/tindakan / kata singkat penarik perhatian, menyapa mereka, menyanyi bersama, dll yang bertujuan agar siswa fokus terhadap pelajaran yang akan dimulai. Jangan memulai pelajaran sebelum keadaan memungkinkan.
2. Jika keadaan telah siap, mulailah membuka Pelajaran dengan memuji keagungan Buddha dengan mengucapkan “Namo Budhaya” kemudian ajaklah mereka membaca doa pembuka pelajaran, sbb:
“Terpujilah Tuhan YME, Para Buddha Bodhisattva Mahasattva. Aku belajar bukan untuk kesombongan dan keserakahan. Tetapi untuk mengikis kebodohanku dan menambah pengetahunaku. Semoga aku dapat belajar dengan baik dan benar. Semoga semua makhluk berbahagia.” Sadhu Sadhu Sadhu.
3. Sampaikan tujuan belajar hari ini kepada siswa agar mereka mengetahui sasaran yang ingin dicapai. Sampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti anak prasekolah.
B. Kegiatan Inti
1. Bentuklah siswa kedalam beberapa kelompok regu dengan teknik pembentukan regu yang kreatif, misalnya dengan permainan hitung, tebak kuis, dll. Kemudian bentuklah dalam formasi duduk yang kreatif. (lihat buku Membina GABI yang kreatif)
2. Bangkitkan motivasi belajar mereka dengan berbagai cara. Dalam topik ini guru dapat membangkitkan motivasi siswa dengan cara membawa huruf-huruf acak, atau menunjukkan gambar Anjali yang masih dirahasiakan (ditutup/dilipat). Tanyakan kepada siswa siapa yang selalu beranjali ketika bertemu dengan sesama umat Buddha atau di depan altar Buddha. Apakah yang mereka ucapkan ketika beranjali?, dll. Biarkan mereka berbicara mengutarakan pendapat mereka masing-masing sebanyak-banyaknya.
3. Mulailah masuk ke topik pembahasan tentang Anjali. Ajaklah siswa untuk menirukan cara beranjali, dan ucapan kalimat Anjali bersama-sama, kemudian berkelompok, akhirnya per individu.
4. Tunjukkan kalimat Anjali kepada mereka, kemudian ajaklah mereka mengenal gamabr anjali dan huruf-huruf tersebut, mulailah mengeja bersama-sama, jika memungkinkan lakukan secara prosedur dari bersama-sama, kelompok, dan terkhir tugas individu.
5. Ajaklah siswa untuk mengenali gambar anajali dan huruf-huruf acak yang masih polos untuk menyusun kata anjali. Tugaskan mereka untuk mewarnai gamabr anjali dan huruf-huruf tersbut secara kelompok, kemudian tugaskan untuk menyusun kata Anjlai.
6. Bimibinglah kelompok yang mengalami kesulitan, sambil menyisipkan penjelasan arti dan manfaat Anjali. Layanilah siswa yang aktif bertanya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Bersikaplah tegas terhadap anak yang manja, mengganggu teman dan tidak melaksankan tugas yang diberikan. Bila perlu jadikan mereka menjadi kelompok tersendiri yang perlu penangan khusus. Kerjasama antar pembina dalam hal ini sangat diiperlukan.
C. Kegiatan Penutup
1. Guru dan siswa bersama-sama kembali mengulang memperagakan sikap anjali, guru bersama siswa bersama-sama menyimpulkan arti beranjali.
2. Umumkan segera hasil kerja kelompok/kreativitas mereka yang terbaik. Hargailah yang terbaik dengan pujian, hadiah, dll. Berikan dorongan bagi mereka yang belum berprestasi agar mereka terus berjuang dan belajar meraih prestasi terbaik.
3. Guru menyampaikan pesan-pesan penting untuk kegiatan berikutnya dan hal-hal yang harus diingat dan dikerjakan siswa.
4. Tutuplah pembelajaran dengan doa penutup belajar sbb:
”Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa, Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva. Terimakasih kepada semua orang yang telah memimbingku belajar pada hari ini. Semoga semua kebajikan membuahkan kesehatan, keberuntungan dan kebahaagiaan. Semoga ilmu yang kupelajari berguna bagi diriku dan orang lain. Semoga Semua Makhluk Berbahagia” Sadhu, Sadhu, Sadhu.
5. Guru bersama siswa menempelkan hasil kreativitas anak di papan mading.
IV. Alat dan Sumber Bahan
A. Alat:
1. Alat yang diperluka adalah Gambar, Huruf-huruf lepas, Tulisan ANJALI berskala besar.
2. Pensil warna, papan tempel, gunting, lem, dll. (Sesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan).
B. Sumber Bahan
1. Berbagai Pustaka yang cocok
2. Buku Membina Gabi Yang Kreatif
3. Narasumber
4. Lingkungan
V. Penilaian
Bentuk : Tes
Teknik : Tes Lisan dan Unjuk Kerja
Contoh Intrumen :
Anjali artinya …
Cara menghormat dalam agama Buddha umunya ada …
Anjali dilakukan jika kita ingin …
Salah satu orang yang patut dihormati adalah …
Unjuk Kerja Bentuk Permainan:
Merangkai huruf acak menjadi kata Anjali dengan cara berantai.
Soal.
Warnailah gambar dan huruf-huruf acak yang tersedia kemudian rangkailah huruf-huruf acak tersebut menjadi kata Anjali.
Followers
KATEGORI
PESAN SINGKAT ANDA
Mendemontrasikan Sikap Anjali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar:
Posting Komentar