Kelas : A (Prasekolah)
Standar Kompetensi : 7. Mengenal cerita-cerita Jataka yang bertema kemurahan hati, kejujuran dan kedamaian
Kompetensi Dasar : 7.5. Menceritakan kisah Tuan Kera dan Tuan Buaya (Jataka 57, 224)
Alokasi Waktu : 30 Menit (1 kali pertemuan)
I. Tujuan
Siswa dapat:
1. Menjelaskan kebiasaan yang dilakukan kera
2. Menyebutkan keinginan Nyonya buaya
3. Mejelaskan siasat yang dilakukan oleh Tuan Buaya
4. Menjelaskan kecerdikan Tuan Kera ketika mengadapi bahaya
5. Menjelaskan akhir cerita tuan kera dan tuan buaya
II. Uraian Materi
Tuan Kera dan Tuan Buaya
(Jataka 57, 224)
Dahulu kala, di tepi sebuah sungai hiduplah seekor kera. Ia sangat kuat, dan juga peloncat hebat. Di tengah-tengah sungai tersebut terdpat sebuah pulau indah yang dipenuhi oleh pohon mangga, nagka, dan pohon buah-buahan lainnya. Di tengah-tengah antara pulau dan tepi sungai terdapat sebuah batu yang menonjol ke atas permukaan air. Walaupun kelihatannya mustahil, tetapi tuan kera selalu berhasil meloncat dari tepi sungai ke atas batu itu lalu meloncat dari batu itu ke pulau indah tersebut. Di sana ia akan memakan buah-buahan sepanjang hari dan kemudian pada sore harinya pulang ke rumahnya dengan cara yang sama.
Di seberang sungai tersebut hiduplah pasangan yang terkenal dengan nama Tuan dan Nyonya Buaya. Mereka sedang menanti kelahiran bayi buaya pertama mereka. Karena sedang mengandung, nyonya buaya kadang-kadang menginginkan makanan yang aneh-aneh. Oleh karena itu, ia selalu mengajukan permintaan-permintaan yang luar biasa kepada suaminya yang setia.
Seperti hewan-hewan yang lain, Nyonya Buaya juga kagum kepada keterampilan Tuan Kera yang dapat melompat ke pulau yang indah. Suatu hari, dalam hati Nyonya Buaya timbul suatu keinginan besar untuk memakan jantung Tuan Kera. Ia pun memberi tahukan keinginannya kepada Tuan Buaya, suaminya. Untuk menyenangkan hati istrinya, Tuan Buaya berjanji akan mengambil jantung Tuan Kera untuk makan malam nanti.
Tuan Buaya pergi dan berbaring di batu yang berada di tengah-tengah antara pulau dengan tepi sungai. Ia bermaksud menunggu Tuan Kera kembali dari pulau tersebut dan merencanakan untuk menangkapnya.
Seperti biasa, Tuan Kera berada di pulau itu sepanjang hari. Ketika tiba saatnya untuk pulang ke rumah, Tuan Kera memperhatikan batu tersebut kelihatan seperti bertambah besar. Seingatnya sebelumnya batu tersebut tidak setinggi saat ini. Ia menyelidiki dan menemukan bahwa ternyata tinggi air sungai tetap sama dengan tinggi air sungai pada pagi hari tadi, tetapi batu terlihat lebih tinggi. Tiba-tibatimbul dugaan dalam hati Tuan Kera, mungkin ada tuan Buaya yang cerdik di sana.
Untuk membuktikan dugaannya, Tuan Kera berteriak ke arah batu itu, "Hai, Tuan Batu! Apa kabar?" Ia berteriak tiga kali. Kemudian ia melanjutkan, "Biasanya Tuan selalu menjawab jika saya bertanya. Tetapi hari ini tuan tidak menjawabnya. Apa yang terjadi Tuan Batu?"
Tuan Buaya berpikir, dari dulu batu ini pasti sering bercakap-cakap dengan kera itu. Saya tidak sabar menanti hingga batu bodoh ini menjawab pertanyaannya. Biar saya saja yang mewakili batu ini untuk menjawabnya dan sekaligus menipu tuan kera itu, lalu ia berteriak, "Saya baik-baik saja Tuan Kera. Apa yang anda inginkan?" Tuan Kera bertanya kembali, " Siapakah anda?" Tanpa berpikir panjang, buaya itu menjawa, "Saya adalah Tuan Buaya." "Mengapa anda berbaring di sana?" tanya Tuan Kera.
Tuan Buaya menjawab, "Saya bermaksud untuk mengambil jantung anda! Anda tidak dapat melarikan diri Tuan Kera!" Tuan Kera yang cerdik berpikir, "Wah, Ia benar." Tidak ada jalan keluar yang lain untuk dapat kembali ke tepi sungai, jadi saya harus menipunya."
Kemudian ia berteriak, "Tuan Buaya, sahabatku, kelihatannya saya telah masuk perangkap anda. Jadi saya akan memberikan jantung saya. Bukalah mulut anda dan terimalah bila saya samapai di sana." Tuan Buaya membuka mulutnya lebar-lebar. Saking lebarnya, maka matanya pun tertutup sipit. Melihat hal itu, Tuan Kera langsung meloncat ke atas kepala Tuan Buaya lalu segera meloncat lagi ke tepi sungai.
Ketika Tuan Buaya menyadari bahwa ia telah tertipu, ia sadar dan mengakui kemenangan Tuan Kera. Seperti pemain yang sportif mengakui kekalahannya dalam sebuah perlombaan, Tuan Buaya menghormati sang pemenang. Ia berkata, "Tuan Kera, saya telah berbuat salah terhadap anda. Saya bermaksud untuk membunuh lalu mengambil jantung anda untuk menyenangkan istri saya. Tetapi anda berhasil lolos tanpa menyakiti siapa pun. Saya memberi selamat kepada anda!"
Kemudian Tuan Buaya pun kembali ke rumahnya. Pertama-tama Nyonya Buaya merasa tidak senang dengan kegagalan suaminya, tetapi setelah bayi buaya lahir, lama kelamaan mereka pun melupakan kejadian tersebut.
Hikmah: Mau mengakui kekalahan adalah salah satu bentuk kejujuran. Kejujuran membuahkan kedamaian.
III. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Periksalah keadaan kelas, apakah sudah tenang, siap mengikuti kegiatan pembelajaran atau belum. Jika keadaan belum memungkinkan maka tariklah perhatian siswa dengan yel-yel, kreasi tepuk tangan, simulasi kunci mulut, menyapa mereka, menyanyi bersama, dll yang bertujuan agar siswa fokus tehadap pelajaran yang akan dimulai. Jangan memulai pelajaran sebelum keadaan memungkinkan.
2. Jika keadaan telah siap, mulailah membuka pelajaran dengan memuji keagungan Buddha dengan mengucapkan "Namo Buddhaya" kemudian ajaklah mereka membaca doa pembuka pelajaran, sbb:
"Terpujilah Tuhan YME, Para Buddha dan semua Bodhisattva Mahasattva. Aku belajar bukan untuk kesombongan dan keserakahan. Tetapi untuk mengikis kebodohanku dan menambah pengetahuanku. Semoga saya dapat belajar dengan baik dan benar. Semoga semua makhluk berbahagia." Sadhu, sadhu, sadhu.
3. Motivasi : Tanyakan kepada siswa apakah masih ingat cerita tentang kelahiran Bodhisattva terlahir sebagai Kera?.
4. Pengetahuan prasarat: Mintalah peserta didik untuk menceritakan Cerita tentang Kera yang pernah dia dengar! Berilah penghargaan terhadap keberanian mereka bercerita!
5. Sampaikan tujuan belajar hari ini dengan bahasa yang mudah dimengerti.
B. Kegiatan Inti.
1. Membentuk kelompok dengan kreasi yang kreatif untuk mengadakan lomba kelompok terbaik.
2. Bentuklah kreasi duduk yang menarik.
3. Mulailah memasuki topik pembahasan.Gunakan kreasi bercerita yang menarik misalnya dengan kreasi boom kejutan di awal cerita, cerita ilustrasi singkat, mendramatisasi awal cerita, dll (lihat buku membina GABI yang kreatif).
4. Gunakanlah trik membuat anak-anak tenang selama guru bercerita, misalnya dengan gerakan atau tindakan atau kata singkat penarik perhatian, mendekati anak yang gelisah, melibatkan anak dalam cerita, dll.
5. Lakukan tanya jawab pada tengah cerita, dan akhir cerita seputar topik yang disampaikan.
6. Ajaklah siswa untuk membuat kreativitas baik dengan mewarnai gambar, melengkapi gambar, menggambar, mengadakan permainan, kuis, dll. (Pilih salah satu).
C. Penutup
1. Guru dan siswa/peserta didik menyimpulkan cerita tentang Tuan Kera dan Tuan Buaya.
2. Guru menyampaikan pesan dan makna cerita Tuan Kera dan Tuan Buaya..
3. Umumkan dengan segera kelompok terbaik. Hargailah kreativita anak baik dengan pujian, hadiah, dll. Berikan dorongan bagi mereka yang belum berprestasi agar mereka terus berjuang dan belajar meraih prestasi.
4. Guru menyampaikan pesan-pesan penting untuk kegiatan berikutnya dan hal-hal yang harus diingat dan dikerjakan siswa.
5. Tutuplah pembelajaran dengan doa penutup belajar sbb:
"Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa, Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva. Terimakasih kepada semua orang yang telah membimbingku belajar pada hari ini. Semoga semua kebajikan membuahkan kesehatan, kebruntungan dan kebahagiaan. Semoga ilmu yang kupelajari berguna bagi diriku dan orang lain. Semoga semua makhluk hidup berbahagia" Sadhu, Sadhu, Sadhu,
6. Guru dan siswa menempelkan hasil kreativitas anak di papan mading.
IV. Alat dan Sumber Bahan
Alat:
1. Gambar Kera dan Buaya.
2. Pensil warna jika ingin mewarnai gambar.
3. Gunting jika ingin merangkai gambar yang telah dipotong-potong.
4. Pensil/spidol jika siswa ingin diajak untuk menyempurnakan gambar, dll.
Sumber Bahan
1. Kumpulan Cerita Buddhis untuk Tua dan Muda.
2. Membina GABI yang kreatif.
V. Penilaian
Teknik : Tes
Bentuk Instrumen : 1. Tes Lisan (Mengacu pada tujuan belajar)
2. Tes Unjuk Kerja
Contoh Instrumen Tes Lisan:
- Apa kebiasaan yang dilakukan kera daam cerita tersebut?
- Apa keinginan Nyonya buaya?
- Mejelaskan siasat yang dilakukan oleh Tuan Buaya?
- Bagaimana kecerdikan Tuan Kera ketika mengadapi bahaya?
- Bagaimana akhir cerita tuan kera dan tuan buaya
- Dll
Contoh Tes Unjuk Kerja:
- Warnailah gambar gajah yang tersedia!
- Sempurnakanlah gambar gajah berikut ini!
- Dll
::BCA::
2 Komentar:
SAYANG GAMBAR/ FOTONYA TDK ADA KENAPA..? KL ADA GAMBAR/ FOTO KURA2 & KERA LBH MENARIK & BAGUS BANGET, TLG LAIN X SERTAKAN FOTO/ GAMBARNYA TRIMS OK
Posting Komentar